di balik ulangan
”Sungguh mengherankan urusan orang mukmin itu. Ketika diberi nikmat ia bersyukur dan ketika ditimpa kesulitan ia bersabar. Kedua-duanya sungguh baik jika ia mengetahui” (HR.Bukhari)
Sesungguhnya dalam setiap musibah terdapat isyarat bahwa orang itu akan mendapatkan sesuatu dari penciptanya. Musibah dapat pula bermakna sebagai penambah pahala, sarana peningkat derajat manusia di mata ALLAH dan penghapus dosa. Dalam sebuah hadist shahih :
”Tidaklah seorang muslim terkena atau tertusuk duri maka hal tersebut sebagai penghapus dosa baginya” (HR.Muslim)
Abu Darda menyatakan :
Di antara bentuk kehinaan dunia di hadapan ALLAH adalah bahwa manusia berbuat maksiat selama ia di dunia dan ia hanya bisa menggapai apa yang ada di sisi ALLAH dengan meninggalkan dunia. Maka hendaknya engkau menyibukkan diri dengan hal yang lebih berguna bagimu untuk mengambil kembali yang mungkin hilang darimu, yakni dengan cara memperbaiki kekeliruan, memaafkan kesalahan orang dan mendekati pintu rahmat ALLAH. Dengan itu, engkau akan melihat betapa cepatnya musibah yang menimpamu itu menghilang. Kalau bukan karena kesusahan, engkau tidak bisa mengharapkan saat-saat senang. Hilangkan hasrat terhadap sesuatu yang menjadi milik orang, niscaya engkau akan menjadi yang terkaya.
Ujian semakin besar sebanding dengan cita-cita yang ingin dicapai. Lihat musibah yang datang dari berbagai sisi. Ingat, tidak hanya bangsa ini saja yang tengah terkena musibah.Libanon, Palestina pun juga tengah guncang dan mungkin lebih parah dari apa yang tengah dialami di sini. Kita tidak sendiri dan masih ada yang lebih buruk dari apa yang menimpa bangsa ini. Ujian pun sebanding dengan tingkat keimanan yang tersemat dalam diri. Ibarat pelajar yang tengah UAN/UAS, kenapa mereka ujian ?
1. Untuk menguji berbagai materi pelajaran yang diberikan
2. Untuk mengetahui dan mengukur sejauhmana siswa dapat memahami materi yang telah diberikan 3. Sebagai barometer untuk naik/lulus ke level selanjutnya
4. Menyaring/menyeleksi manusia-manusia yang terbaik
5. Sebagai dinamika dunia sekolah
6.Namanya juga sekolah, kalo ga ada ujian ga ada pemasukan donk..(lho??@!!@@??)
Semakin tinggi level kelasnya maka semakin sulit pula soal-soal yang diberikan. Bukan semakin mudah. Iya nggak ?
Begitu pun halnya dengan manusia, diberi musibah (ujian) oleh ALLAH karena ALLAH sejatinya sayang dengan kita. Coba deh, semua alasan2 tersebut –pelajar dan ujian- dianalogikan ke dalam kehidupan manusia yang penuh ujian.. Bukan berarti ALLAH tidak tahu kondisi hamba-hambaNYA jika tidak memberikan ujian namun ALLAH ingin manusia yang tidak terkena ujian tersebut menjadikannya sebagai pelajaran dan hikmah yang berharga, bukan sekedar tontonan dan untuk menimbulkan simpati dan empati belaka !
So, musibah yang terjadi tidaklah selalu bermakna ”musibah” melainkan ladang pahala dan kebaikan jika kita mengetahui dan melakukannya.
Evaluasi diri dan bertobat. Jujur pada diri sendiri.. sudahkah ditunaikan semua kewajiban sebagai seorang hambaNYA? Sudahkah sholat 5 waktu dengan baik dan utama (awal waktu) ? Masihkah diri dan jiwa kikir terhadap harta untuk disedekahkan ? Sudahkah benar-benar hanya menyembah dan menganggap ALLAH sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah ? Lihat dalam diri dan hati, mana yang lebih penting memenuhi panggilan dia yang dicintai alias pacar/gebetan (hehe..) atau panggilan sholat? Mana yang lebih rela dikorbankan waktu ngaji atau waktu nonton bola tim favorit untuk mengerjakan tugas sekolah/kuliah/kantor?
Sesungguhnya, dengan evaluasi akan membuat karya kita lebih baik. Yakinlah, jika semakin terasa berat permasalahan/ujian yang ada maka pertanda pertolongan ALLAH semakin dekat.
”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS. Ibrahim:7)
FRENS, BERSABARLAH DENGAN KESABARAN YANG BAIK DAN TERUSLAH BERHARAP..
YAKINLAH, ALLAH AKAN MENGGANTI SEMUA ITU DENGAN YANG LEBIH BAIK..
Ya ALLAH izinkanlah mereka untuk selalu dapat menyisakan senyum apapun yang terjadi..
Wallahu a’lam bisshawab.
Sesungguhnya dalam setiap musibah terdapat isyarat bahwa orang itu akan mendapatkan sesuatu dari penciptanya. Musibah dapat pula bermakna sebagai penambah pahala, sarana peningkat derajat manusia di mata ALLAH dan penghapus dosa. Dalam sebuah hadist shahih :
”Tidaklah seorang muslim terkena atau tertusuk duri maka hal tersebut sebagai penghapus dosa baginya” (HR.Muslim)
Abu Darda menyatakan :
Di antara bentuk kehinaan dunia di hadapan ALLAH adalah bahwa manusia berbuat maksiat selama ia di dunia dan ia hanya bisa menggapai apa yang ada di sisi ALLAH dengan meninggalkan dunia. Maka hendaknya engkau menyibukkan diri dengan hal yang lebih berguna bagimu untuk mengambil kembali yang mungkin hilang darimu, yakni dengan cara memperbaiki kekeliruan, memaafkan kesalahan orang dan mendekati pintu rahmat ALLAH. Dengan itu, engkau akan melihat betapa cepatnya musibah yang menimpamu itu menghilang. Kalau bukan karena kesusahan, engkau tidak bisa mengharapkan saat-saat senang. Hilangkan hasrat terhadap sesuatu yang menjadi milik orang, niscaya engkau akan menjadi yang terkaya.
Ujian semakin besar sebanding dengan cita-cita yang ingin dicapai. Lihat musibah yang datang dari berbagai sisi. Ingat, tidak hanya bangsa ini saja yang tengah terkena musibah.Libanon, Palestina pun juga tengah guncang dan mungkin lebih parah dari apa yang tengah dialami di sini. Kita tidak sendiri dan masih ada yang lebih buruk dari apa yang menimpa bangsa ini. Ujian pun sebanding dengan tingkat keimanan yang tersemat dalam diri. Ibarat pelajar yang tengah UAN/UAS, kenapa mereka ujian ?
1. Untuk menguji berbagai materi pelajaran yang diberikan
2. Untuk mengetahui dan mengukur sejauhmana siswa dapat memahami materi yang telah diberikan 3. Sebagai barometer untuk naik/lulus ke level selanjutnya
4. Menyaring/menyeleksi manusia-manusia yang terbaik
5. Sebagai dinamika dunia sekolah
6.Namanya juga sekolah, kalo ga ada ujian ga ada pemasukan donk..(lho??@!!@@??)
Semakin tinggi level kelasnya maka semakin sulit pula soal-soal yang diberikan. Bukan semakin mudah. Iya nggak ?
Begitu pun halnya dengan manusia, diberi musibah (ujian) oleh ALLAH karena ALLAH sejatinya sayang dengan kita. Coba deh, semua alasan2 tersebut –pelajar dan ujian- dianalogikan ke dalam kehidupan manusia yang penuh ujian.. Bukan berarti ALLAH tidak tahu kondisi hamba-hambaNYA jika tidak memberikan ujian namun ALLAH ingin manusia yang tidak terkena ujian tersebut menjadikannya sebagai pelajaran dan hikmah yang berharga, bukan sekedar tontonan dan untuk menimbulkan simpati dan empati belaka !
So, musibah yang terjadi tidaklah selalu bermakna ”musibah” melainkan ladang pahala dan kebaikan jika kita mengetahui dan melakukannya.
Evaluasi diri dan bertobat. Jujur pada diri sendiri.. sudahkah ditunaikan semua kewajiban sebagai seorang hambaNYA? Sudahkah sholat 5 waktu dengan baik dan utama (awal waktu) ? Masihkah diri dan jiwa kikir terhadap harta untuk disedekahkan ? Sudahkah benar-benar hanya menyembah dan menganggap ALLAH sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah ? Lihat dalam diri dan hati, mana yang lebih penting memenuhi panggilan dia yang dicintai alias pacar/gebetan (hehe..) atau panggilan sholat? Mana yang lebih rela dikorbankan waktu ngaji atau waktu nonton bola tim favorit untuk mengerjakan tugas sekolah/kuliah/kantor?
Sesungguhnya, dengan evaluasi akan membuat karya kita lebih baik. Yakinlah, jika semakin terasa berat permasalahan/ujian yang ada maka pertanda pertolongan ALLAH semakin dekat.
”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS. Ibrahim:7)
FRENS, BERSABARLAH DENGAN KESABARAN YANG BAIK DAN TERUSLAH BERHARAP..
YAKINLAH, ALLAH AKAN MENGGANTI SEMUA ITU DENGAN YANG LEBIH BAIK..
Ya ALLAH izinkanlah mereka untuk selalu dapat menyisakan senyum apapun yang terjadi..
Wallahu a’lam bisshawab.
Komentar
Posting Komentar