SEDIKIT TENTANG WANITA
Hampir di sepanjang perjalanan kehidupan sebagai seorang wanita, ternyata begitu banyak ragam, bahasa dan asa wanita yang tidak atau belum terjemahkan dan menge-jawantah- dalam realitas kesosialan. Ya, hari ini kita berbicara “bahasa wanita”.Insya ALLAH …
Wanita sebagai makhluk ALLAH yang diciptakan dengan segala keunikan dan keindahannya menjadikan dirinya sesosok insan yang ‘kan [selalu] menarik perhatian dan menyimpan misteri agung dalam dirinya sebagai titipan Illahi Rabbi.
Wanita dengan segala kewanitaannya, menjadikan dirinya berbeda dengan makhluk ALLAH lainnya, yakni pria. Wanita yang dititipi oleh ALLAH beberapa sifat Asmaul Husna-NYA, diantaranya :
· Ar Rahim : setiap wanita lazimnya memiliki organ khusus yang hanya ada pada diri wanita, tidak pada lainnya. Sebuah organ yang berfungsi untuk reproduksi dan kita mengenalnya dengan sebutan rahim. Karena setiap wanita memiliki kodrat untuk menjadi seorang ibu; seorang yang sangat memiliki kasih sayang terbesar, yang tak kenal lelah dan upah atas setiap usahanya dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Ibu kan selalu berusaha memberikan yang terbaik yang ia bisa dan miliki untuk orang-orang yang dilahirkannya dan dicintainya. Namun, ALLAH Azza wa Jalla tetap yang paling besar kasih sayangnya melebihi kasih seorang Ibu ketika anaknya akan dilemparkan ke dalam api.
· Al Latifu : ALLAH menitipkan kelembutan pada diri hambaNya (wanita, pada umumnya) yang menjadikan dirinya makhluk yang penuh kelembutan, kesensitifan dan intuisi yang tajam dalam menjalani roda kehidupan.
Sunnatullah, kehidupan wanita tak kan bisa dipisahkan dari makhluk lainnya. Ia kan hidup berdampingan dengan lawan jenisnya, pria. Kemarin, kini hingga esok dengan seizin ALLAH interaksi antar keduanya tak dapat dipungkiri pasti ada.
Pada umumnya, wanita dominan dalam penggunaan hati (perasaan) dan pria dominan dalam akal. Karena perbedaan ini pula yang akhirnya bahasa dan gaya komunikasi seorang wanita berbeda dengan pria. Kalau saya menyebutnya dengan istilah bahasa kalbu dan bahasa tubuh.
Tidak selamanya, pernyataan yang keluar dari mulut seorang wanita adalah yang sesuai dengan kecenderungan hatinya. Terkadang, seorang wanita meminta untuk saudarinya meninggalkannya namun sebenarnya ia tidak ingin ditinggalkan dalam makna yang sesungguhnya ; tidak akan menemuinya lagi. Ya, itulah sulitnya wanita.. Namun, dalam konteks ini coba dibedakan dengan munafik. Dalam konteks ini, wanita seperti itu karena sering mereka kesulitan mengkomunikasikan keinginannya, harapannya. Banyak faktor yang pada akhirnya menjadikan wanita bersikap seperti itu.
Atau pun dengan bahasa tubuh wanita. Mungkin bagi sebagian orang, wanita adalah makhluk ALLAH yang [paling] membingungkan. Ketahuilah, bahwa bahasa tubuh wanita tidak selalu tergambarkan secara definitif. Tak jarang bahasa komunikasi yang ditampilkan lewat gerakan tubuh ini tergambarkan secara implisit (tersirat). Nah, inilah akhirnya yang sering menjadikan lawan komunikasi salah menafsirkan maksud dari komunikasi yang disampaikan.
Terlepas dari itu semua, wanita berkomunikasi sesuai apa yang menjadi kebutuhannya. Ketika komunikasi tak lagi sekedar penyampaian maksud atau tujuan yang ingin dicapai namun lebih dari itu. Yakni komunikasi sebagai perwujudan dari cinta (kecenderungan) terhadap apa yang dijalani. Cinta ádalah komunikasi. Komunikasi ádalah cinta.
Begitu banyak bahasa dan asa yang ingin disampaikan dari diri seorang wanita Namun karena sifat malu dan sungkan akhirnya terbenamkan kembali itu semua dan diterbitkan kembali melalui bahasa kalbu dan bahasa tubuh.
Tidak selamanya pula, diamnya seorang wanita pertanda dirinya setuju. Meskipun, ada hadist shahih Rasulullah saw yang menyatakan bahwa “diamnya seorang gadis ádalah pertanda setuju”. Karena bagi sebagian wanita dalam kondisi tertentu, diamnya mereka terhadap sesuatu karena mereka tengah marah, tidak setuju atau sedang lelah. Namun mereka merasa kesulitan untuk menolak atau mengungkapkan ketidaksetujuannya. Akan tetapi, ada pula yang memaknai diamnya wanita karena memang mereka ingin ditinggalkan sejenak, ingin bersama dunianya sendiri.
Itu semua terjadi karena wanita ádalah makhluk ALLAH yang difitrahkan lembut namun harus kuat menanggung beban yang menjadi kodratinya.
Ya, begitulah suara-suara yang tak tersuarakan dari diri wanita. Karena wanita ingin dimengerti dan dipahami. Lembutkan hati kalian, niscaya kalian akan mengerti keinginan dan kecenderungan kami. Insya ALLAH.
Allahumma maa khalaqta hadzaa baathila.. Subhanaka faqina adzabannaar.. subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu anla illaha illa anta astaghfiruka wa 'atubu ilaika..
Komentar
Posting Komentar