Tentang Kematian
Bismillah.
Pagi ini akhirnya mulai tertuliskan sebuah tema postingan yang sudah dipikirkan dan direncanakan untuk ditulis di blog ini sejak Maret lalu. Alhamdulillaah.
Sebenarnya saat Maret kemarin itu ada 2 tema yang sangat ingin ditulis yakni tentang kematian dan pemilu (golput dan pemilih pemula).. Alhamdulillaah 'ala kulli hal hanya sampai di otak saja kedua hal itu.. Terngiang-ngiang disana hehehe..
Baik, tentang kematian. Bagi saya, membahas tema ini bukanlah suatu hal yang baru karena saya sudah sering mengkomunikasikan hal ini di blog, akun sosial media maupun percakapan sehari-hari :)
Ada beberapa hal yang ingin rasanya saya bagikan disini berdasarkan pengalaman saya ketika bersinggungan dengan hal yang berbau kematian itu. Sekiranya bisa diterima tidak ya? hehe.. Bukan apa-apa, saya hanya khawatir akan timbul fitnah tidak baik pada diri saya karena menceritakan hal ini. Sebab memang sangat unik. Namun, bila tak diceritakan, sungguh hal ini selalu terngiang-ngiang mengingatkan untuk segera ditulis.
Mungkin ada yang berpikir, ya tulis saja toh dengan begitu bila ada kekeliruan bisa segera diketahui dan bisa diperbaiki. Sementara yang lain mungkin akan berkata, sudah..lebih baik tak usah dituliskan. Bukankah menghindari fitnah jauh lebih baik daripada sampai harus mengalaminya. Meminimalisir masalah sebelum timbul masalah. hehehe..
Sebagai manusia kita diwasiatkan oleh Rasulullah saw agar sering atau perbanyak mengingat kematian. Sesungguhnya orang yang cerdas adalah orang yang banyak mengingat kematian dan mempersiapkan bekal akhiratnya. Dalam kalamullah pun mengingatkan bahwa setiap yang berjiwa, bernyawa pasti akan merasakan mati karna sesungguhnya kematian itu amatlah dekat dan pasti. Sebagaimana Hatake Kakashi (Gurunya Naruto) itu menyampaikan bahwa masa depan adalah kematian. Yep, absolutely. Tak ada yang kekal abadi dalam kehidupan dunia ini, kelak seluruhnya - apapun yang ada di dunia ini akan musnah, akan hancur. Lalu apa yang bisa dibanggakan dan diharapkan dari semua hal yang digilai, dituhankan, diperjuangkan yang hal itu pun tak mampu menjaga yang lainnya? Namun bila semua hal di dunia ini dianggap dan dijadikan hanya sebagai penghubung atau jembatan seseorang untuk memudahkan ia sampai dengan selamat di tempat tujuan yang sejatinya yakni akhirat yang abadi maka hal itu sangat dianjurkan.
Kematian banyak dipahami berbeda-beda oleh banyak pribadi. Ada yang memahami bahwa kematian adalah sebagai berikut:
Pagi ini akhirnya mulai tertuliskan sebuah tema postingan yang sudah dipikirkan dan direncanakan untuk ditulis di blog ini sejak Maret lalu. Alhamdulillaah.
Sebenarnya saat Maret kemarin itu ada 2 tema yang sangat ingin ditulis yakni tentang kematian dan pemilu (golput dan pemilih pemula).. Alhamdulillaah 'ala kulli hal hanya sampai di otak saja kedua hal itu.. Terngiang-ngiang disana hehehe..
Baik, tentang kematian. Bagi saya, membahas tema ini bukanlah suatu hal yang baru karena saya sudah sering mengkomunikasikan hal ini di blog, akun sosial media maupun percakapan sehari-hari :)
Ada beberapa hal yang ingin rasanya saya bagikan disini berdasarkan pengalaman saya ketika bersinggungan dengan hal yang berbau kematian itu. Sekiranya bisa diterima tidak ya? hehe.. Bukan apa-apa, saya hanya khawatir akan timbul fitnah tidak baik pada diri saya karena menceritakan hal ini. Sebab memang sangat unik. Namun, bila tak diceritakan, sungguh hal ini selalu terngiang-ngiang mengingatkan untuk segera ditulis.
Mungkin ada yang berpikir, ya tulis saja toh dengan begitu bila ada kekeliruan bisa segera diketahui dan bisa diperbaiki. Sementara yang lain mungkin akan berkata, sudah..lebih baik tak usah dituliskan. Bukankah menghindari fitnah jauh lebih baik daripada sampai harus mengalaminya. Meminimalisir masalah sebelum timbul masalah. hehehe..
Sebagai manusia kita diwasiatkan oleh Rasulullah saw agar sering atau perbanyak mengingat kematian. Sesungguhnya orang yang cerdas adalah orang yang banyak mengingat kematian dan mempersiapkan bekal akhiratnya. Dalam kalamullah pun mengingatkan bahwa setiap yang berjiwa, bernyawa pasti akan merasakan mati karna sesungguhnya kematian itu amatlah dekat dan pasti. Sebagaimana Hatake Kakashi (Gurunya Naruto) itu menyampaikan bahwa masa depan adalah kematian. Yep, absolutely. Tak ada yang kekal abadi dalam kehidupan dunia ini, kelak seluruhnya - apapun yang ada di dunia ini akan musnah, akan hancur. Lalu apa yang bisa dibanggakan dan diharapkan dari semua hal yang digilai, dituhankan, diperjuangkan yang hal itu pun tak mampu menjaga yang lainnya? Namun bila semua hal di dunia ini dianggap dan dijadikan hanya sebagai penghubung atau jembatan seseorang untuk memudahkan ia sampai dengan selamat di tempat tujuan yang sejatinya yakni akhirat yang abadi maka hal itu sangat dianjurkan.
Kematian banyak dipahami berbeda-beda oleh banyak pribadi. Ada yang memahami bahwa kematian adalah sebagai berikut:
- Akhir dari segalanya dan tak ada lagi tuntutan ataupun beban dan perhitungan setelah itu. Itu sebabnya banyak yang melakukan harakiri, bunuh diri dan keburukan lainnya di dunia ini.
- Awal dari segalanya dan setelah mati adalah kehidupan yang sebenarnya. Hal inilah yang memotivasi para pejuang agama Allah, para mujahid yang berjuang fisabilillah, semua yang merindukan perjumpaan denganNya segera dan yang mencitakan kematian mulia dalam akhir catatan hidupnya.
- Kematian adalah masa menunggu untuk selanjutnya kembali mewujud ke dunia dalam tubuh makhluk lainnya namun jiwanya masih bersamanya, sebagaimana dalam kepercayaan para pemeluk Budha bahwa ada takdir reinkarnasi dalam siklus kehidupan manusia.
Kalau saya termasuk yang meyakini poin yang kedua, mati hanyalah sebuah tahapan untuk dapat menikmati keindahan dan kebahagiaan kehidupan yang sebenarnya tanpa keterbatasan. Bagaimana dengan anda?
Menurut Imam Al Ghazali dalam bukunya Samudera Pemikiran Al Ghazali, sejatinya setiap manusia sudah diberi tanda-tanda akan ajalnya secara fisik, hanya saja banyak manusia yang tak menyadari atau belum memahaminya, sehingga banyak yang merasa tak adil karena mendadak, jadi belum ada persiapan. hehe.. well, mati itu memang misteri. termasuk perkara ghaib. hanya Allah yang tahu. Kita hanya diminta meyakini adanya kematian itu, tentang soal kapan matinya memang misteri. Namun jika Allah berkehendak, bisa saja memang seseorang diberi petunjuk atas kematian yang akan menjemputnya itu. Dalam buku itu disampaikan bahwa Imam Al Ghazali pun termasuk yang mendapat kemudahan petunjuk perihal kematiannya, itu sebabnya sebelum sakratulmaut tiba ia sudah bersiap di pembaringannya dengan sudah memakai kain kafan di sekujur tubuhnya kecuali bagian muka. Itu sebabnya ia meminta saudara lakinya (maaf saya lupa nama saudaranya, imam besar juga pastinya) ketika sudah tiba waktunya agar menutup kain kafan itu ke mukanya. Dikabarkan dalam sebuah atsar bahwa sakitnya sakratul maut itu seperti seseorang yang terkena anak panah sebanyak 360 tusukan dan hujaman pedang di sekujur tubuhnya. Well, kalo mau belajar atau kenal sikit-sikit sufi mulai baca aja buku itu dan buku-buku lainnya yang kental nuansa ruhiyahnya, hehe..
Seru dan Keren! :D
Menurut anda, bagaimana jika anda memiliki potensi mengetahui jarak kematian itu? well, bila bisa yakinilah bahwa itu semata atas seizinNya, bukan karena murni kemampuan manusia. Semoga tidak menimbulkan penyakit hati, jiwa dan fisik. Aamiin
Anggap saja itu sebagai peringatan sekaligus pengingat atas diri yang bersangkutan dan lainnya itu. Walau pada akhirnya terjadi atas apa yang ada dalam firasat. Meski akhirnya hal itu sering membuat galau diri anda. Walau alarm itu hadir begitu saja. Toh, kehidupan setiap makhluk memang 24 jam diintai kematian kan? hehe.. Bahkan tidur pun sejatinya adalah kematian sementara bagi makhluk yang bernyawa.
Bersiaplah mulai sekarang membuat wasiat atas diri masing-masing.
Pagi ini saat melek mata saya langsung dihujani beragam pertanyaan evaluatif dan solutif atas diri saya. Sadis rasanya.
hehehe..
Saya sempat menyampaikan tentang saya ke salah seorang kawan saya. Cukuplah satu saja yang saya bagi meski saya yakin dia tak akan ingat semua hal yang sampaikan terkait diri saya itu :)
Saya mafhum. Sudah biasa banyak berkawan dengan karakter teman yang seperti itu, hehehhe... Dan mungkin bisa jadi karena itu mood saya hadir untuk cerita padanya ahahaha. Sebab saya pun bukan orang yang mudah nyaman untuk berbagi tentang diri saya hehehe.. meski kadang saya suka share juga si di tempat umum hehe..ahayde. Tapi tetap ada batasannya sepertinya ahahaha.
Sebab saya pun belum mempunyai sahabat (lihat postingan saya tentang Sahabat) :)
Saya akhirnya ga pernah paham apa itu sahabat. haha.
Iki opo toh, dari kematian jadi bahas sahabat.. ahahah.. ya beginilah, kalo ga tuntas keluarkan kegalauannya ahahah :P
Mohon maaf lahir batin ya untuk semua yang mengenal saya, ataupun yang baru mengenal saya ..
Bila ada urusan dengan saya, sila selesaikan segera ya. Jangan sampai urusannya terbawa sampai akhirat, cukuplah urusan kita diselesaikan di dunia ini saja karna bekal saya masih amat sedikit jadi tolong jangan sampai gegara hal urusan yang saya belum mampu atau ga tau urusannya jadi hal penyebab kebangkrutan saya di akhirat nanti.. na'udzubillahi min dzalika.. tolong ya, ringankan saya. Jazakumullah 'athyabal jaza'. Semoga Allah membalasmu dengan sebaik-baik balasan. Aamiin
Bagaimanapun juga, Allah Maha Berkehendak.
Komentar
Posting Komentar