Doa'in Aja




Ada masanya kalimat itu sudah tidak menjadi jawaban yang mendinginkan bagi setiap orang yang mempertanyakannya.

Ya, saya sudah lalui semua hal itu. Alhamdulillaah. Mulai dari hanya sekedar bertanya "kapan"-"siapa", menawarkan bantuan untuk mencarikan atau memang menawarkan dirinya sendiri demi menjadi mudanya atau untuk suaminya sendiri atau untuk anaknya sendiri.. hingga akhirnya dijumpai respon "doa'in aja" pun dijawab lagi dengan "doa'in mah selalu, bla bla"
Sampai akhirnya hanya memilih menghindar dan menghindar dan diam lalu diam.. hahaha. Speechless.
Diri ini pun sudah melalui beragam hal sampai akhirnya sempat tidak percaya dengan yang namanya manusia, menyangsikan "teman", "sahabat", dsb.
Dan akhirnya pun diri ini harus merayu, agak memaksa diri sendiri agar bisa kembali trust, nyaman dengan semua kata kata yang disangsikan-dianggap hanya omong kosong, tidak nyata. Ya terpikir harus didik diri sendiri agar siap berlekatan, atau minimal percaya, nyaman dengan hal itu. Ya meski belum semuanya kembali tapi setidaknya mulai terbuka gemboks itu sedikit demi sedikit. Tak ada yang bisa percaya dengan apa yang sudah dialami. Meski mereka bertanya tapi tak percaya lalu untuk apa bertanya. Hidup memang sungguh lucu.
Hidupmu penuh dengan drama? Mungkin. Sejak kecil sudah alami semua episode itu. Kadang jalani hidup itu tak selamanya sesuai harapan kan.

Begitu pun dengan cinta.. menyukai lalu memiliki harapan untuk bisa dihalalkan itu ada di benak siapa pun, tak terkecuali diri ini.
Memilih seseorang untuk dijadikan pasangan hidup artinya memilih seseorang yang akan kita bersamai sampai akhir hayat, sepanjang hidup. Mampukah ia beradaptasi dengan segala kondisi dan situasi diri kita, mampu menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada -pada sebagian orang kelebihan pasangan bisa menjadi suatu hal yang sulit diterima. Ya, tak jauh bedanya dengan kita saat bersosial. Sejujurnya, tak semua kawan, teman di sekitar yang ridha dan lapang menerima segala kelebihan diri kita kan. Ini memang absurd tapi realitanya demikian. Saya salah satu korbannya. Haha. Alhamdulillaah.-  Pun mencintai untuk akhirnya dihalalkan (saya berprinsip demikian: siap mencintai berarti siap menikahi. Jika tidak lebih baik sudahi), artinya kita akan hidup berinteraksi tidak hanya dengan pasangan tapi juga dengan keluarga intinya dan keluarga besarnya. Kita harus mampu menjalin hubungan baik dengan semuanya itu. Pun dengan lingkungan pergaulan pasangan serta aktivitas dan amanah pasangan, siapkah kita selalu mendukung dan menguatkannya bahkan membersamainya mungkin. Duniaku adalah duniamu, istilahnya demikian. Mungkin begitu. Atau mungkin ada kompromi lainnya? Ya, mencintai artinya menikah dan menikah artinya melebur atau mendukung. Begitu bukan?
Ah rasanya kalimat yang tersusun di atas dapat diuraikan kembali satu persatu karena memang untuk menempuh fase itu perlu perbekalan ilmu, ruh dan mental yang banyak. Siapkah atau sudahkah kita menjadikan diri kita sebagai sosok yang memiliki jiwa pembelajar dan qana'ah? Saya sudah mulai melatih jiwa saya untuk menjadi seperti itu dalam sepertiga usia saya, moga istiqomah madal hayah. In syaa Allah.

Di tengah desakan keluarga yang sudah meminta terus (frekuensinya makin rapat dan pendek, haha) agar diri ini segera menggenapkan dien, saya hanya bisa memdiamkan  dalam senyum bila tatap muka atau menghindarinya, namun bila dalam teks hanya senyum atau kabur begitu saja, hahaa..

Bila pun sudah bertemu kandidat saya masih perlu mengetahuinya, mempelajarinya, menimbangnya lalu menanyakan diri sendiri benarkah.. yakinkah.. meski kandidat itu belum datang haha. Setidaknya sudah bersiap jawaban untuk kandidat yang ada. Siapa tau kan kandidat itu tetiba menjapri guru saya hehehe.. Ya, hanya buka satu jalur untuk bisa sampai ke rumah :)

Saat ini saya belum yakin.. masih menimbang, analisa, meyakinkan diri untuk semuanya.. dan untuk itu dalam Islam ada fase ta'aruf ya.. hikmah sebuah syari'at.

Diri ini belum istikharah, apalagi musyawarah. Saya yakin segala sesuatunya memiliki waktu.

Moga diri ini dan yang mengetahui akun ini bisa lebih dikuatkan kesabaran setiap detiknya, setiap harinya.

Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin.

Komentar

  1. Aku menikahimu karena agama, akhlaq dan potensi kebaikan yang ada pada dirimu. In syaa Allah. Yuk nikah :)

    BalasHapus
  2. Aku tidak memiliki dunia yang kau cari dan harapkan.
    _fischutiflyers_

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PULANG

Prototipe Guru Indonesia Abad 21

Bekal Nikah eps. 3