pria itu ...
Alhamdulillah akhirnya kesempatan untuk menuliskan sosok pria tersebut tersampaikan juga...
Seorang pria dengan seragamnya yang lengkap dengan atribut ke-prajurit-annya..ya sosok hidup yang selalu membuat ku bangga sekaligus malu dan sedih karenanya..sosok mereka yang jarang kutemui namun selalu meninggalkan kesan yang sama ketika menjumpainya kembali..
Pria itu...ya, pria separuh baya itu kembali hadir melintas di depanku. Entah kenapa setiap kali menjumpainya yang pertama kulihat adalah senyumnya dan sesosok ketegaran dan kesiagaannya..Pria yang kuceritakan bukan seorang diri, melainkan ada beberapa namun baru sekali waktu ku menjumpainya berdua dengan temannya.Akuhanya terkesan dengan sosoknya yang meski berbeda rupanya namun selalu meninggalkan kesan yang sama.
Aku bangga padanya karena aku masih mampu menyaksikan pahlawan tanpa tanda jasa [yang sesungguhnya] bersama dengannya, dia masih dapat menikmati hasil perjuangannya mewujudkan kemerdekaan bumi pertiwi ini. Aku bangga masih bisa melihat sosok manusia yang mampu berdiri tegar dengan idealisme yang kokoh di terpaan fatamorgana yang memperdaya.Aku bangga dengan mereka yang tulus berjuang tanpa pamrih duniawi namun tidak merasa terusik dengan pengabaian para generasi sesudahnya.
Aku malu dengannya..aku malu hingga sungguh butuh energi yang cukup besar untuk mampu menjaga hati ini tegak menyaksikannya. Malu karena aku berpikir belum bisa memberikan sesuatu yang berarti untuk tanah airku namun masih merasa hal yang wajar karena tanah air ini pun tidak memberikan hal yang gratis pada diriku. ah,aku malu... kepada mereka yang tidak merasa terusik atas pengabaian negara terhadap mereka. Aku malu kepada mereka yang tetap mampu menjaga kebanggaan mereka akan idealisme mereka meski banyak orang yang tidak menaruh peduli. Mereka tetap mampu menjaga orisinalitas jiwa patritisme mereka terpatri dengan damainya di kehidupan mereka.
Aku sedih karena mereka, seperti yang kusaksikan di televisi dan di sini tidak mendapat sesuatu yang pantas dan layak. Namun,Ksatria itu tidak mengeluh.Aku sedih banyak yang mengabaikan di keseharian kecuali ketika hari kemerdekaan saja mereka diperhatikan ..hanya momen itu. Tapi, sekali lagi mereka tetap tersenyum, tidak mengeluh.
Masyaa' Allah...
aku sayangi mereka meski dari jauh..
aku masih harus banyak belajar dari mereka..tentang cinta. Karena satu hal yang aku yakini dan pahami mereka melakukan hal ini semua karena cinta.Selaras dengan yang pernah kupahami, bahwa tabiat cinta adalah senantiasa memberi....Wahai CINTA, ajari aku mencinta dengan CINTA...
jazakumullah bil jannah..
Seorang pria dengan seragamnya yang lengkap dengan atribut ke-prajurit-annya..ya sosok hidup yang selalu membuat ku bangga sekaligus malu dan sedih karenanya..sosok mereka yang jarang kutemui namun selalu meninggalkan kesan yang sama ketika menjumpainya kembali..
Pria itu...ya, pria separuh baya itu kembali hadir melintas di depanku. Entah kenapa setiap kali menjumpainya yang pertama kulihat adalah senyumnya dan sesosok ketegaran dan kesiagaannya..Pria yang kuceritakan bukan seorang diri, melainkan ada beberapa namun baru sekali waktu ku menjumpainya berdua dengan temannya.Akuhanya terkesan dengan sosoknya yang meski berbeda rupanya namun selalu meninggalkan kesan yang sama.
Aku bangga padanya karena aku masih mampu menyaksikan pahlawan tanpa tanda jasa [yang sesungguhnya] bersama dengannya, dia masih dapat menikmati hasil perjuangannya mewujudkan kemerdekaan bumi pertiwi ini. Aku bangga masih bisa melihat sosok manusia yang mampu berdiri tegar dengan idealisme yang kokoh di terpaan fatamorgana yang memperdaya.Aku bangga dengan mereka yang tulus berjuang tanpa pamrih duniawi namun tidak merasa terusik dengan pengabaian para generasi sesudahnya.
Aku malu dengannya..aku malu hingga sungguh butuh energi yang cukup besar untuk mampu menjaga hati ini tegak menyaksikannya. Malu karena aku berpikir belum bisa memberikan sesuatu yang berarti untuk tanah airku namun masih merasa hal yang wajar karena tanah air ini pun tidak memberikan hal yang gratis pada diriku. ah,aku malu... kepada mereka yang tidak merasa terusik atas pengabaian negara terhadap mereka. Aku malu kepada mereka yang tetap mampu menjaga kebanggaan mereka akan idealisme mereka meski banyak orang yang tidak menaruh peduli. Mereka tetap mampu menjaga orisinalitas jiwa patritisme mereka terpatri dengan damainya di kehidupan mereka.
Aku sedih karena mereka, seperti yang kusaksikan di televisi dan di sini tidak mendapat sesuatu yang pantas dan layak. Namun,Ksatria itu tidak mengeluh.Aku sedih banyak yang mengabaikan di keseharian kecuali ketika hari kemerdekaan saja mereka diperhatikan ..hanya momen itu. Tapi, sekali lagi mereka tetap tersenyum, tidak mengeluh.
Masyaa' Allah...
aku sayangi mereka meski dari jauh..
aku masih harus banyak belajar dari mereka..tentang cinta. Karena satu hal yang aku yakini dan pahami mereka melakukan hal ini semua karena cinta.Selaras dengan yang pernah kupahami, bahwa tabiat cinta adalah senantiasa memberi....Wahai CINTA, ajari aku mencinta dengan CINTA...
jazakumullah bil jannah..
Komentar
Posting Komentar