Memorabilia

SEUNTAI KENANGAN DQ



Disana kita berjumpa..
Pada hari itu, ukhti ..
Kita berkumpul di sana untuk menguatkan diri dan shaf amaliah kita..
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh" (QS. Ash Shaf : 4)

Kita adalah batu bata itu.
Pernahkah kita menyaksikan sebuah rumah yang tersusun dari tumpukan batu bata berdiri dengan kokohnya tanpa melalui sebuah proses??
Apakah batu bata itu tersusun dengan rapi dan kuat merekatnya dengan begitu saja tanpa ada yang melakukannya??
Apakah rumah itu terbangun tanpa sedikitpun perencanaan??

Tentu, kita semua sepakat menjawab dengan, "Tidak!".
Shadaqta yaa ukhti..
Rumah itu dibangun melalui beberapa proses; memerlukan perencanaan yang matang, para tukang bangunan dan arsitek yang mumpuni serta bahan bangunan yang berkualitas baik-tidak mudah rapuh. 

Lalu, pernahkah kita melihat batu bata itu tersusun dengan sendirinya?
Tidak, ukhti..

Batu bata itu disusun rapi membentuk suatu bangunan yang kokoh sehingga kita bisa bernaung di dalamnya dengan aman dan nyaman karena ada pihak yang mengatur dan menyusun itu semua.

Begitulah dengan keberadaan kita di jalan ini..
Kita adalah batu bata itu yaa ukhti..
Yang menanti giliran untuk dipasangkan dan disusun sesuai porsinya.

Kemudian, pernahkah kita mendengar batu bata itu protes ketika berada di tempat yang tidak sesuai dengan keinginannya?
Jawabnya sekali lagi, "Tidak".

Batu bata itu bergabung dengan komponen bangunan rumah lainnya dengan keikhlasan dan ketaatan yang sempurna meski penempatan itu tak bersesuaian dengan harapan dan mimpi si batu bata itu sendiri. 

Jalan da'wah ini telah mengajarkan kepada kita akan makna keikhlasan, keberanian, kejujuran, kelembutan dalam berbagai urusan, kekokohan tekad, kemuliaan akhlak serta kesucian jiwa.

Amanah telah mengajarkan akan refleksi dalam bab amal yang senantiasa mengingatkan akan pentingnya masalah hati yang melingkupinya, karenanya rukun keikhlasan mendahului rukun amal. 
Tak bisa dinafikan, kebersihan hati dan kebeningan jiwa (baca: Tazkiyatun Nafs) adalah hal yang selayaknya diperhatikan oleh para pengusung da'wah Illallah dimana pun ia berada.

Tujuan da'wah yang besar dan mulia ini tidak menghendaki para aktifisnya untuk lemah dalam menghadapi riak perbedaan yang kerap muncul dalam laju gerak jama'ah itu sendiri sebab da'wah ini mengajarkan agar tidak memusuhi perbedaan yang masih dalam batas syari'at. 

Sunnatullah, dalam berjama'ah kita akan menjumpai berbagai macam karakter dan sikap yang terkadang atau pun sering mengundang kepekaan hati di dalamnya, sehingga bagi yang tak sadar bahwa ia akan senantiasa diuji keikhlasannya oleh Allah maka akan menganggap segala hal yang tampak tidak menghormati dan tidak memperhatikan keberadaan pemikiran dan sumbangsih amaliahnya merupakan keniscayaan bahwa dirinya sudah layak untuk melepaskan diri dari ikatan dengan jama'ahnya tersebut. 

Bersyukurlah kita karena hari ini masih berada dalam satu barisan yang sama, satu visi dan misi yang sama, satu rangkaian ikhtiar da'wi yang saling menguatkan. 
Bersabarlah, dengan kesabaran yang tidak menghancurkan dan tidak menistakan. 
Maka, milikilah kesabaran yang baik itu. 

Dari Abu Dzarr Jundab ibn Junaadah dan Abdirrahman Mu'aadz ibn Jabal radhiallahu andhumaa, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Bertaqwalah engkau dimana pun engkau berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapusnya, dan perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik". 
(HR. Tirmidzi dan dia berkata: "Hadist hasan" dan pada sebagian naskah: "Hasan shahih").

Kekuatan itu datangnya dari hati, bukan sekedar pikiran yang memotivasi. 
Banyak pejuang dalam hidup ini yang akhirnya kemuliaan karena berawal dari kekuatan hatinya. 

Pejuang itu adalah mereka yang senantiasa bersama segala asa kebaikan yang diusahakannya. 

Buah dari ikhlas adalah sabar.
Jika kita mampu bersabar maka kita akan dinilai mampu melewati ujianNya dengan baik.
Maka milikilah kesabaran yang baik itu. 


Teruskan perjuangan pengembaraanmu, wahai Ghurabaa..





Aku yang mencintaimu dan merindukanmu karena Allah SWT
Sekedar obat kangen,
Hijau Madani, 14 Januari 2012
    



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PULANG

Prototipe Guru Indonesia Abad 21

Bekal Nikah eps. 3