KIASAN TENTANG HIDUP
Sekian waktu menjalani kehidupan ini sejatinya telah menorehkan sejumlah kesan dan pesan dalam memori hingga akhirnya membuat seseorang dapat menangkap setitik makna serta kiasan kehidupannya. Sekedar bentuk apresiasi bahwa ia hidup dalam kehidupannya tersebut. Bahwa ia bukan jiwa yang mati, melainkan jiwa yang bergeliat dengan dinamika takdirnya.
Tiap orang dapat saja berbeda dalam mengkiaskan atau memberikan perumpamaan dalam memandang hidup ini, dan itu sah-sah saja :)
Sebagaimana yang saya kutip dari beberapa kawan berikut ini:
Rizky - Pelajar:
Ibarat mendaki gunung teh... kita harus tawakal dan disiplin, kalo sampai salah tumpuan.. kita akan jatuh dan semua yang dilalui dari awal sia-sia..
Desi - Mahasiswa:
Seperti nunggu hujan reda, seberapapun lamanya hujan pasti berhenti.
Suci - Pekerja:
Ibarat hidupnya kucing, teh.. woles aja hidupnya.. nyantai aja gitu. Kan pernah baca tuh.. buku apa ya? lupa.. pokoknya dibilang, "kalo Anjing adalah hewan yang penurut, maka kucing adalah hewan yang sering memilih jalannya sendiri". Sehari-hari hidupnya cuma tidur bersantai dan bermalas-malasan.. tapi dia memilih tempat mana yang mebuat dia nyaman.
"Kucing hanya akan mengeong di saat dia ingin 'bicara'",
Yang maksudnya dia to the point aja. Dipikir-pikir iya juga sih.. kan kucing kalo ada maunya aja baru bunyi hahahah. Itu bukunya semacam filosofi kucing.
Dwi - Mahasiswa:
Hidup itu kayak kopi, enaaak. Orang-orang suka bilang kopi itu pahit, tapi coba ditunggu sesaat setelah habis menyeruput, akan ada rasa manis steelah itu. Sama kayak hidup, terkadang kenyataan suka pahit, tapi percaya selalu ada manis setelahnya. Ejiyeeeeh :P
Kalo menurut Imam Al Ghazali, hidup (dunia) seperti bayangan. semakin dikejar ia akan semakin berlari, menjauh hingga membuat diri kita kepayahan karenanya. Sementara bila kita tak kejar, berjalan saja maka ia (baca: dunia) akan mendampingi kita.
Betewe, kali ini tulisan yang saya posting belum mau saya simpulkan dulu yaa.. barkan ia menjadi tulisan terbuka tak bertepi.. jieee.. hehe
Dah dulu ya, hehe
Tiap orang dapat saja berbeda dalam mengkiaskan atau memberikan perumpamaan dalam memandang hidup ini, dan itu sah-sah saja :)
Sebagaimana yang saya kutip dari beberapa kawan berikut ini:
Rizky - Pelajar:
Ibarat mendaki gunung teh... kita harus tawakal dan disiplin, kalo sampai salah tumpuan.. kita akan jatuh dan semua yang dilalui dari awal sia-sia..
Desi - Mahasiswa:
Seperti nunggu hujan reda, seberapapun lamanya hujan pasti berhenti.
Suci - Pekerja:
Ibarat hidupnya kucing, teh.. woles aja hidupnya.. nyantai aja gitu. Kan pernah baca tuh.. buku apa ya? lupa.. pokoknya dibilang, "kalo Anjing adalah hewan yang penurut, maka kucing adalah hewan yang sering memilih jalannya sendiri". Sehari-hari hidupnya cuma tidur bersantai dan bermalas-malasan.. tapi dia memilih tempat mana yang mebuat dia nyaman.
"Kucing hanya akan mengeong di saat dia ingin 'bicara'",
Yang maksudnya dia to the point aja. Dipikir-pikir iya juga sih.. kan kucing kalo ada maunya aja baru bunyi hahahah. Itu bukunya semacam filosofi kucing.
Dwi - Mahasiswa:
Hidup itu kayak kopi, enaaak. Orang-orang suka bilang kopi itu pahit, tapi coba ditunggu sesaat setelah habis menyeruput, akan ada rasa manis steelah itu. Sama kayak hidup, terkadang kenyataan suka pahit, tapi percaya selalu ada manis setelahnya. Ejiyeeeeh :P
Kalo menurut Imam Al Ghazali, hidup (dunia) seperti bayangan. semakin dikejar ia akan semakin berlari, menjauh hingga membuat diri kita kepayahan karenanya. Sementara bila kita tak kejar, berjalan saja maka ia (baca: dunia) akan mendampingi kita.
Betewe, kali ini tulisan yang saya posting belum mau saya simpulkan dulu yaa.. barkan ia menjadi tulisan terbuka tak bertepi.. jieee.. hehe
Dah dulu ya, hehe
Komentar
Posting Komentar